Egoisme Sifat yang dibenci Tapi Kita Suka Melakukannya

Apakah anda mau membenci atau tidak, sadarilah bahwa orang orang yang egois itu memang ada. Dengan kata lain, kita terkadang atau malah sering menghadapi orang orang seperti ini. Menolak nolak kehadiran mereka adalah omong kosong. Mengharapkan dunia ini tidak ada satu pun manusia yang egois adalah omong kosong. Inilah hal-hal yang saya rekomendasikan untuk menghadapi orang orang egois:

Pertama, sebagaimana orang lain tidak suka jika kamu itu seorang yang egois, maka yakinkan diri kamu sendiri bahwa kamu bukan tipe orang egois. Aneh jika kamu benci kepada orang-orang egois, sedangkan diri kamu adalah seorang egois

Kedua, sebisa mungkin, hindarilah orang-orang yang egois. Jangan bersahabat dengan mereka. Setidaknya, kurangi persahabatan dengan mereka, dan perbanyak sahabat yang tidak egois. Cari dan dapatkan sahabat yang empatik

Ketiga, jika ternyata orang-orang yang egois itu adalah keluarga kita sendiri (suami, istri, anak, orang tua, mertua), maka tentu langkah kedua di atas tidak diperlukan. Kamu tidak akan mungkin menciptakan "neraka" dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga kamu sendiri. Jika mereka egois, maka langkah berikut yang dapat kamu lakukan:

- Selalu berusahalah untuk mendialogkan ego masing-masing. Yaitu, mencari saling pengertian dan pemahaman antar ego sangat penting untuk kamu lakukan. 

- Tunjukkan dengan bukti-bukti yang benar ego siapa yang benar. Buat kesepakatan bahwa ego yang benar itulah yang harus diikuti. 

Keempat, jangan melawan ego dengan ego pula. Ini seperti pepatah: Jangan memadamkan api dengan minyak. Padamkan api dengan air. Marah tidak bisa disadarkan dengan kemarahan pula. Hawa panas tidak bisa didinginkan dengan hawa panas pula. Perbanyak permakluman kepada orang-orang yang egois adalah langkah yang dapat menguatkan sayap-sayap jiwa kita. Jangan terpancing emosi. Jangan memaki maki. Dasarilah bahwa tidak semua orang seperti kita, tidak semua orang memiliki pemahaman dan keinginan seperti yang kita punya. 

Referensi : Bibir Tersenyum  Hati Menangis ( Muhammad Muhyidin)