3 Hantu Terkenal di Indonesia


1. Pocong

Pocong adalah sejenis hantu yang berwujud guling. Di Indonesia, hantu semacam ini dikenal pula sebagai hantu bungkus.

Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarna hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah "rata" dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk "protes" dari si mati yang terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup. Meskipun di film-film pocong sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:

Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatra. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.

Di berbagai daerah di Indonesia sendiri ada beberapa versi pocong yang terbentuk dari kepercayaan-kepercayaan dalam kehidupan sosial masyarakat. Salah satunya adalah yang pocong plastik yang konon pernah menggegerkan warga Jakarta. Cerita tentang pocong plastik ini muncul dari kisah seorang wanita hamil yang dibunuh pacarnya. Ketika sedang diotopsi dirumah sakit, mayat wanita itu terus mengucurkan darah, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk membungkusnya dengan plastik. Warga percaya bahwa kemunculan pocong ini karena arwah dari wanita itu ingin dibukakan ikatan plastik pada jasadnya.

Lain cerita di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Ada versi penggambaran pocong dengan menaiki delman. Penduduk Sidoarjo menyebutnya sebagai "andong pocong". Kisah yang disebut-sebut dengan cerita misteri hantu pocong andong ini sempat menggegerkan warga daerah Sidoarjo pada tahun 2007 – 2008. Hantu pocong ini telah menghantui warga Sidoarjo hampir setiap malam dengan suara khas gemerincing delman dan suara ketukan pintu dimalam hari. Menurut warga setempat, asal usul hantu pocong ini adalah karena kematian dua pengantin baru yang tidak direstui dan mengalami kecelakaan saat menaiki delman. Ada pula yang mempercayai bahwa hantu ini merupakan perwujudan ilmu gaib.

2. Kuntilanak

Kuntilanak ( pontianak atau puntianak) atau sering disingkat kunti adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak". Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara, terutama di Nusantara. Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari Nusantara.

Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana.

Umumnya, kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih. Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik dengan punggung berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi.

Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara mengisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.

Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping "waru doyong".

Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum, dan pisau di dekat tempat tidur bayi.

Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas bagian ubun-ubun kuntilanak.

Di dalam kepercayaan agama samawi (Islam, Nasrani, dan Yahudi), kuntilanak termasuk dari golongan jin kafir atau setan. Di dalam Islam, kuntilanak termasuk golongan jin dari jenis haffaf jin yang suka mengganggu dan menakut-nakuti manusia dan arwah jin yang mengaku-ngaku sebagai orang yang telah tiada. Dan adapun cara menangkal menurut agama-agama samawi yaitu dengan cara berdoa terlebih dahulu sebelum berpergian. Selalu mengingat Sang Pencipta sesuai kepercayaan masing-masing. Contoh di dalam Islam yang selalu mengajarkan berdoa sebelum berpergian, selalu mengingat Allah. Kuntilanak akan lari jika mendengar suara azan dan kuntilanak yang menampakkan diri bisa dilukai karena masuk ke alam manusia, maka berlakulah hukum manusia. Selalu beribadah dan mengikuti perintah Allah serta mengikuti sunah Rasulullah Saw.

3. Genderuwo 

Genderuwa (dalam pengucapan Bahasa Jawa: "Genderuwo") adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang Jawa umumnya menyebutnya "gendruwo" .

Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembap sepi dan gelap. Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.

Istilah genderuwa yang sebenarnya diduga berasal dari bahasa Kawi gandharwa yang berakar dari bahasa Sanskerta gandharva. Gandharwa dalam kepercayaan Hindu dan Buddha (yang merupakan kepercayaan dominan di zaman kerajaan Hindu Buddha di nusantara) digambarkan sebagai makhluk berwujud manusia berjenis kelamin pria yang tinggal di kahyangan.

Mitos genderuwa sebagai makhluk astral sendiri diduga berakar dari mitos kuno Persia gandarewa. Dalam mitos Persia, gandarewa adalah siluman air Persia yang terus-menerus mencoba untuk memakan hal-hal baik yang tercipta dalam mitos penciptaan Persia dan akhirnya akan dikalahkan oleh pahlawan Keresaspa.

Asal usul genderuwa dipercaya berasal dari arwah orang yang meninggal secara tidak sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburan yang tidak sempurna ataupun kecelakaan sehingga arwah orang tersebut merasa penasaran dan belum mau menerima kematiannya. Genderuwa tidak dapat dilihat oleh orang biasa tetapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa terganggu. Dipercaya bahwa tidak semua genderuwa jahat, karena ada pula yang baik dan sikap mereka tergantung bagaimana manusia bersikap, apakah mau berteman atau bermusuhan dengan genderuwa tersebut.




Sumber : Wikipedia 
3 Hantu Terkenal di Indonesia 3 Hantu Terkenal di Indonesia Reviewed by hifarial on 00:35:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.