Moralitas Sebagai Penjaga Kewarasan Akal Manusia


Al adabul fauqa ‘ilmi, adab itu diatas ilmu, itulah ungkapan pepatah Arab dalam mengambarkan tingkatan adab diatas ilmu, betapa pentingnya adab, moralitas, etika, dan aturan atau hukum dalam menetapkan batasan atas akal manusia yang sangat berbahaya jika melewati batasan tersebut.

Salah satu contoh kehebatan akal adalah ketika manusia mampu menemukan sumber energi yang sangat besar dalam materi terkecil diplanet ini, yaitu Atom, dengan pemanfaatannya maka terciptalah Energi Listrik dengan Pembangkit Tenaga Nuklir atau yang mengerikan dari penemuan atom adalah terciptanya Bom Atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada tahun 1945. Berkat akal, manusia mampu mengembangkan pengetahuannya terhadap makhluk yang ada di alam ini seperti penemuan bakteri dan virus atau melakukan eksperimen terhadap tubuh manusia dan dijadikan kelinci percobaan  yang terjadi dimasa lampau seperti yang terjadi pada masa NAZI dimana ilmuan bereksperimen terhadap tubuh Manusia dengan menyuruh tahanan telanjang dan dibiarkan diudara dingin berjam-jam hanya untuk mengetahui ketahanan Manusia terhadap hiportemia tanpa peduli resiko yang dihadapi Manusia lainnya.

Dari dua kasus diatas kita tahu betapa hebatnya akal sekaligus sangat berbahayanya akal, jika akal dibiarkan liar tanpa ada etika, moralitas, aturan dan adab maka akan menghasilkan suatu kekacauan dalam kehidupan sosial Manusia atau bahkan dalam kehidupan makhluk hidup yang ada dibumi ini, jika akal kita nomor satukan maka Manusia akan menjadi makhluk yang rakus, tamak dan menjadi perusak demi memenuhi keegoisme diri Manusia semata, begitu banyak makhluk hidup yang punah karena eksploitasi Manusia berlebihan semenjak ditemukan teknologi mesin, begitu banyak kerusakan lingkungan akibat Manusia setelah ditemukan kertas sebagai alat transaksi ekonomi yang mudah. Maka dunia setelah terjadi perang Dunia II mulai menciptakan etika, aturan dan hukum demi menjaga kestabilan sosial, dalam dunia medis ada etika kedokteran dan berbagai macam profesi lainnya memiliki etikanya masing masing, bahkan dalam peperangan sekalipun ada etika peperangan.  

Dari sini akhirnya kita tahu betapa pentingnya peran etika, moralitas dan adab dalam kehidupan sosial, dan Agama adalah garda terdepan dalam mengkampanyekan adab, perilaku dan akhlakul karimah ketika bersosial, dalam Islam Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan yang sempurna, Beliau tidak menomor satukan akal tapi beliau cerdas, beliau Allah SWT jadikan mahkluk paling bijaksana, dan itulah tujuan manusia sebenarnya, yaitu Bijaksana.

Maka gelar pendidikan dalam dunia ilmu pengetahuan tertinggi didunia ini adalah PhD (Doctor of Philosophy), meskipun ada kata philosofi didalamnya bukan berarti hanya dimiliki oleh lulusan filsafat tapi semua lulusan S3 yang lulus di universitas dengan peringakat kualitas pendidikan akademik terbaik didunia, jadi tidak semua S3 bisa mendapatkan gelar PhD hanya sebagian S3 saja yang mendapatkannya.

Philosophy berasal dari bahasa Yunani yang berarti Mencintai Kebijaksanaan, bijaksana berarti adil dalam menempatkan sesuatu dalam hal ini adil dalam menempatkan akal, maka gelar-gelar filsuf disematkan untuk orang orang bijaksana seperti yang umum kita kenal adalah filsuf yunani yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka yang pernah berpikir kritis terhadap tingkah laku alam dan Manusia sehingga terciptalah berbagai macam Ilmu Pengetahuan yang kita kenal saat ini.

Jadi dari uraian diatas akhirnya kita tahu akal tidak selamanya hebat, dengan akal semata kita bisa menjadi Manusia perusak, dan dengan akal semata kita akan mengabaikan rasa yang telah tertanam dalam diri kita dan makhluk hidup, yaitu cinta dan kasih sayang, Allah SWT jadikan semua mahkluk memiliki rasa itu, tanpa rasa itu mahkluk hidup akan punah termasuk Manusia, tanpa rasa itu mahkluk hidup hanya seperti alat untuk memenuhi hawa nafsu belaka, di era sekarang tanpa rasa cinta dan kasih sayang kita akan menjadi seperti robot semata. Adab, etika dan moralitas adalah bentuk dari cinta dan kasih sayang itu sendiri. Dan mahkluk yang terbaik didunia ini adalah bukan Manusia yang paling cerdas dalam mengeskploitasi akal namun Manusia yang mampu menyeimbangkan Akal dan Perasaan yaitu Manusia Bijaksana.







Oleh : TM Alghifari

Moralitas Sebagai Penjaga Kewarasan Akal Manusia Moralitas Sebagai Penjaga Kewarasan Akal Manusia Reviewed by hifarial on 03:37:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.