Laki-laki dan Jebakan Maskulinitas

"Kalau sering menangis bukan anak Mama!" 

"Masa anak laki-laki cengeng?" 

Bagi lelaki, kata-kata ini sudah sering mereka dengar. kata-kata ini menjadi gambaran bahwa sejak kecil, banyak anak laki-laki di dididik untuk menghindari emosi. Mereka terbiasa dididik untuk membenci emosi. Emosi dijadikan sesuatu yang memalukan dan menunjukkan kelemahan. Emosi hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Menangis hanya dilakukan oleh orang-orang lemah. Kata-kata ini melahirkan jebakan maskulinitas di masyarakat kita.

Tanpa disadari, kita pun sering melontarkan ketika melihat adik sepupu atau keponakan laki-laki kita menangis. Kita meneruskan pola itu kepada mereka, yang akan menjadi generasi penerus kita. Akibatnya lelaki masih terkena stigma negatif bila ingin menangis atau sekedar bicara dari hati ke hati. Kini, kebiasaan harus diubah. Orang ingin hidup bebas dari Kepalsuan dengan mengedepankan authenticity dan vulnerability  ( keaslian dan kerapuhan). Ini adalah era di mana lelaki juga berhak menunjukkan Sisi kemanusiaannya, yakni memiliki kerapuhan dan jujur terhadap segala emosi yang dialaminya. 

Laki-laki Juga Manusia Biasa

Sama seperti perempuan, laki-laki juga memiliki emosi. Tidak ada istilah perempuan lebih emosional dibandingkan laki-laki. Hal ini serupa dengan fakta bahwa perempuan itu makhluk seksual, sama seperti laki-laki. Pembagian dua kelompok yang saling bertentangan seperti itu hanyalah konsepsi masyarakat yang menginginkan laki-laki harus selalu terlihat kuat dan menuntut perempuan agar lebih sopan.

Konsepsi itu membuat laki-laki ahli memakai topeng dan menyembunyikan emosinya. Laki-laki menahan hasratnya untuk bercerita dan menyalurkan apa yang ia rasakan. Lebih parah lagi, laki-laki menjadi tidak mengenali emosinya. Akhirnya, banyak laki-laki hanya bisa marah-marah ketika mereka sedang sedih atau kecewa".

Biasanya laki-laki menyalurkan emosi melalui kegiatan fisik atau perenungan diri, seperti olahraga atau mengisap rokok. Itulah sebabnya laki-laki yang sedang stres bisa mengisap rokok lebih banyak dari biasanya. Kalau tidak terkendali lagi, laki-laki bisa menjadi abusive atau melakukan kekerasan kepada pasangannya. Kekerasan ini dilakukan karena mereka memiliki masalah kejiwaan yang tak bisa terekspresikan". Jebakan maskulinitas membuat kebanyakan laki-laki hanya bisa menyalurkan emosinya dalam bentuk marah-marah ke sosok terlemah di sekitarnya, anak dan perempuan. 


"Jebakan maskulinitas membuat kebanyakan laki-laki hanya bisa menyalurkan emosinya dalam bentuk marah-marah ke sosok terlemah di sekitarnya, anak dan perempuan." 

Apakah Laki-laki Tidak Bisa Depresi?

Secara statistik, perempuan memang lebih rentan mengalami depresi“. Namun, penelitian selama 50 tahun membuktikan bahwa jumlah laki-laki bunuh diri lebih banyak dibandingkan perempuan“. Pada 2014 di Britania Raya, kasus bunuh diri pada laki-laki mencapai 762 dari total kasus bunuh diri. Bunuh diri menjadi pembunuh terbesar pada laki-laki usia produktif di bawah 45 tahun". Penelitian yang melibatkan sampel dari seluruh dunia (diwakili oleh 90 negara yang tergabung dalam PBB) menemukan bahwa angka bunuh diri pada laki-laki hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari perempuan".

Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki biasanya memendam emosi dan enggan mengakui depresi yang ia alami. Mereka akhirnya jarang meminta pertolongan seperti sekadar bercerita ke teman dekat atau berkunjung ke profesional (psikolog dan psikiater). Akibatnya, depresi mereka akan semakin memburuk dan tak tertolong lagi.

Sebenarnya laki-laki memiliki gejala depresi yang sama dengan perempuan seperti perasaan bersalah, kepercayaan diri yang rendah, rasa tidak memiliki masa depan, serta rasa lelah dan tidak bisa merasa bahagia. Bedanya, laki-laki tidak memiliki banyak kosakata untuk membahasakan emosi negatif yang mereka alami”.













Sumber :

Loving the Wounded Soul
(Ragis Machdy) 

© Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ketigabelas : 2022

Laki-laki dan Jebakan Maskulinitas Laki-laki dan Jebakan Maskulinitas Reviewed by hifarial on 04:27:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.