Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang


Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang dan hal-hal lain yang perlu diketahui untuk menghadapi orang yang kelewat batas, karya Jeong Moon Jeong. 

Hubungan antar manusia kerap membutuhkan terlalu banyak usaha di dunia ini, ada seorang yang sempurna dalam segala hal di depan orang lain, tapi faktanya hidup yang kita jalani justru penuh dengan kompetisi, yang jika dipikir-pikir nggak semuanya berguna kompetisi-kompetisi itu, justru membuat kita lelah karena sibuk memikirkan cara agar orang lain memandang kita sebagai sosok yang baik, sukses, bahagia, dan menyenangkan. 

Buku berjudul "Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang" ini ditulis oleh Jeong Moon Jeong dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2019, buku ini memiliki 206 halaman dan terbagi dalam 5 bab masing-masing bab memuat 9 hingga 13 essay singkat yang memiliki judul judul yang cukup provokatif. Apa sih menariknya buku ini? buku ini memuat banyak kisah yang bisa jadi pernah kamu alami dan kamu anggap sebagai pengalaman tidak menyenangkan dan membuatmu terintimidasi, dalam buku Ini pengalaman yang menyedihkan, memalukan, atau menyakitkan justru menjadi cerita yang inspiratif dan akan memperlihatkanmu prespektif berbeda yang dapat membantumu menyikapi peristiwa dan persoalan dalam hidup. 

Dalam menjalani hari ada kalanya kita malah sibuk berusaha menyenangkan orang lain padahal kemampuan diri kita sendiri sangat terbatas akhirnya kita memaksakan diri dan hasilnya terkadang enggak sesuai ekspektasi, apa yang kamu anggap baik ternyata di mata orang lain nggak berarti apa-apa, contohnya waktu kecil kita bersedia patuh makan apa saja yang diberikan orang tua padahal kita tidak suka makanan tersebut, kita pernah juga mengalah dan tidak bertengkar dengan teman ketika mainan kita diambil, semua itu kita lakukan supaya dipuji sebagai anak baik yang tidak merepotkan orang tua. 

Dengan menyimak materi buku ini kamu akan mengetahui kalau semua orang hidup dengan luka hati mereka sendiri, kita nggak perlu menjawab semua pertanyaan, nggak perlu memaksa diri agar diterima orang lain, dan dunia akan terasa lebih baik jika kita nggak bersikap pasrah.

Nggak perlu menjadi baik untuk menyenangkan orang lain. 

Penulis menyebutkan kehidupan semua orang bergantung pada orang tuanya oleh si anak-anak, pada dasarnya anak-anak ini ingin menjadi anak yang baik, mendapat kasih sayang, juga pengakuan. Nah yang jadi masalah ketika Si Anak ini dewasa mereka tetap dikendalikan oleh pemikiran seperti itu, menurut penulis sebenarnya hal ini wajar saja karena orang tua memiliki harapan yang berbeda dengan keinginan anak-anak mereka, namun yang terjadi kemudian adalah ketika sang anak gagal mendengarkan kata hatinya karena tuntutan hidup yang berat, mereka akan terobsesi menjadi anak baik sekalipun sudah dewasa, padahal semestinya manusia tumbuh dan berkembang menurut pilihan-pilihan hidup yang diambilnya dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan tersebut, nah yang terjadi pada mereka yang ingin menjadi orang baik adalah sibuk memikirkan keinginan orang lain sampai melupakan keinginan diri sendiri, mereka yang adalah orang baik nggak terbiasa membiarkan dirinya menentukan pilihan hidup mereka, justru memilih menjadi penonton untuk urusan mereka sendiri, misalnya ketika memilih jenjang karir dan menentukan pasangan hidupnya, biasanya orang-orang baik semacam ini cepat menyerah jika sesuatu nggak berjalan mulus kemudian menyalahkan orang lain karena apa yang mereka pilih itu sebenarnya bukan pilihan mereka sendiri, "mereka hidup sebagai penonton bukan pemeran utama”. Jika kamu kenal dengan orang-orang seperti itu nggak ada salahnya kamu mengajak mereka untuk membiasakan diri memikirkan apa yang sebenarnya mereka inginkan sehingga hidup mereka enggak dikendalikan orang lain. Coba ajukan pertanyaan ini kepada mereka, “memangnya kenapa kalau ada orang yang gak suka sama kamu? “ intinya adalah kita nggak perlu berusaha bersikap baik untuk hal-hal yang nggak kita sukai.

Jika kamu nggak bahagia kamu akan semakin tertarik pada urusan orang lain. 

Pada bagian ini penulis menceritakan pengalaman hidupnya ketika pindah ke Seol dan tinggal di kos, iya Jadi kesepian dan hal itu membuatnya jadi suka bicara sendiri, gejala depresi dialami dan muncul dalam berbagai bentuk seperti ingin menghilang dari dunia atau selalu ingin makan, depresi juga memunculkan kebencian pada orang lain. Banyaknya hubungan antar manusia yang kamu jalani dapat memberikan tekanan termasuk hubungan yang kamu jalani di media sosial misalnya rasa iri yang muncul saat melihat status teman-teman di Facebook dan Instagram atau banyaknya notifikasi di aplikasi chat yang bikin kamu pusing, di media sosial pun kita sering berusaha menampilkan kehidupan yang keren padahal apa yang kita tampilkan bisa saja bikin orang lain yang melihat merasa menderita. Kamu mungkin pernah juga mengalami hidupmu seperti film panjang yang nggak diedit, membosankan, dan memuakkan, disisi lain kamu melihat kehidupan orang lain di dunia nyata dan maya bagaikan trailer film hasil editan, kamu jadi tertarik untuk tahu lebih jauh dengan terus-menerus mengikuti kehidupannya di media sosial dan dunia nyata. Jika kamu nggak bisa memahami situasi Itu kamu merasa sebagai satu-satunya orang yang menderita di dunia, kamu merasa terpuruk, dan tanpa sadar “penderitaan diri dan rasa kasihan pada diri sendiri akan membuat kita menyakiti orang lain dan bertindak egois”. Orang-orang yang nggak bahagia nggak akan sadar kalau tindakan mereka membandingkan kehidupannya dengan orang lain itu salah, karena nggak dapat pengakuan, mereka akan berteriak-teriak seperti “Memangnya kau tidak tahu siapa aku? “. 

Penulis menyarankan jika kita merasakan tanda-tanda masalah dalam hidup ada baiknya jika kita beristirahat, itulah yang dilakukan ketika suasana hati sipenulis buruk, penulis akan mengurangi beban kerja dan menghentikan sementara komunikasi dengan orang lain dan 1 poin yang harus kamu ingat adalah “orang yang bahagia enggak akan menuntut pengakuan dari orang lain di dunia nyata maupun maya”, mengapa? karena mereka sudah puas dengan diri mereka sendiri. 

Hadapi hidup dengan positif hadapi omong kosong dengan tegas. 

Berani mengekspresikan diri itu ternyata sangat penting loh, mengapa?, karena pada situasi tertentu Kita harus berani menunjukkan ketegasan, tidak ragu untuk menolak atau menyatakan keberatan pada hal-hal yang memang kita tidak sepakat. Penulis mencontohkan situasi saat kamu harus menghadapi orang-orang yang terus-menerus meminta bantuan, bukankah sebaiknya kamu memberikan bantuan secara lapang dada?, penulis menyarankan kalau ada baiknya kita enggak berhubungan dengan orang yang terus minta bantuan dan suka mengkritik, apalagi jika kita sudah menolak permintaannya dengan sopan, karena kita memiliki kebebasan untuk menolak memberikan bantuan kepada orang lain, kita juga harus memahami bahwa orang yang kita tolak itu bebas merasa kecewa pada kita, jika kita harus berusaha menjadi orang baik bagi semua orang maka hal itu akhirnya bisa membuat kita kewalahan. 

Membiasakan diri untuk Nggak terpengaruh komentar negatif. 

Siapapun boleh kok bersikap sedikit gila, bukannya dalam hidup ini banyak sekali situasi yang bisa bikin kita tertawa meskipun lagi sedih?, ternyata situasi ini bisa meringankan perasaan berat di hatimu sekaligus juga bisa memberitahu kondisi mentalmu, karena situasi macam ini bisa membuat kita menjaga jarak dengan masalah yang sedang kita hadapi. Penulis membagikan pengalamannya ketika ia terbaring di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas dia sering bergurau sambil mengamati tingkah laku dokter, misalnya ketika penulis nggak bisa merasakan bagian bawah tubuhnya dia pun bertanya kepada dokter ortopedi yang merawatnya, "apakah aku akan baik-baik saja?" dokter itu menjawab "jangan terus-menerus memintaku menjelaskan bahwa 1+1=2 paling-paling anda akan terpincang-pincang sedikit, jadi apa masalahnya?." Bergurau ternyata membutuhkan pikiran terbuka, begitu kita mulai bergurau kita akan menyadari betapa banyak kata yang nggak kita ungkapkan selama ini, bergurau juga butuh dilatih karena selera humor berhubungan dengan ekspresi diri secara aktif. 

Cara menghadapi orang kasar dengan senyuman. 

Dalam hidup kamu pasti pernah bertemu dengan orang-orang menyebalkan, menurut penulis ketika kita bertemu dengan orang yang bicara kasar dan berpotensi menyakiti, mempermalukan, serta mengguncang kepercayaan diri kita, kita boleh kok memperingatkan mereka bahwa ucapannya nggak pantas, kita diperbolehkan berbicara bebas dengan orang lain selama kita nggak menyinggung hak asasi orang lain, memperingatkan bila seseorang melanggar batas adalah cara mendasar menghadapi kekerasan verbal, misalnya ketika kamu mendengar perbincangan yang dipenuhi prasangka kamu bisa dengan tenang berkata “kalau ada orang lain yang mendengarnya orang itu pasti akan salah paham” atau bisa juga bilang begini “orang itu pasti akan sakit hati kalau mendengarnya”, yang paling penting ucapkan hal itu dengan nada sekering mungkin tanpa melibatkan emosi. 

Ada banyak cara yang mantap untuk menyatakan pendapat yang bisa kamu lakukan tanpa perlu marah-marah dan menangis, kita enggak perlu berkecil hati jika bertemu dengan orang-orang yang kasar, karena ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk memperingatkan mereka dengan sikap berkelas dan tetap tersenyum. Saran yang bisa kamu terapkan kamu bisa hidup dengan penuh percaya diri dengan berlatih mengembangkan kemampuan mengekspresikan dirimu sama seperti kita harus berolahraga untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dengan berlatih tanpa kenal lelah, kita bisa berhenti memikirkan orang-orang yang menyakiti perasaan kita dan nggak lagi menghukum diri sendiri. 






Sumber : Audiobook NOICE

Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang Reviewed by hifarial on 05:44:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.