Ilmu Tafsir Mimpi



ILMU ini merupakan bagian dari ilmu-ilmu syariat. Sifatnya baru (abad 13) dalam Islam ketika berbagai ilmu pengetahuan menjadi keahlian dan banyak Ulama yang menulis tentangnya. Adapun mimpi dan penafsiran rahasianya telah ada sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang. Bahkan mimpi dan penafsiran rahasianya ini telah eksis pada masa raja-raja dan umat sebelumnya. Namun semua itu tidak sampai kepada kita karena mereka cukup mengetahuinya dari keterangan para ahli yang mengungkapkan rahasianya dari umat Islam secara lisan.

Mimpi terdapat di semua lapisan mayarakat dan siapa saja tanpa terkecuali, dan harus diungkapkan. Nabi Yusuf AS. merupakan orang yang pandai dalam menafsirkan rahasia mimpi. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Begitu juga dalam hadits shahih yang menyebutkan tentang mimpi Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-shiddiq RA.

Mimpi merupakan salah satu pengetahuan tentang dunia ghaib. Rasulullah SAW bersabda “Mimpi yang baik merupakan bagian dari empat puluh Enam bagian kenabian”.

Dalam riwayat lain beliau bersabda “Tidak ada yang menyampaikan kabar gembira kecuali mimpi yang baik, yang dilihat orang yang saleh atau diperlihatkan Kepadanya.”

Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah ru'ya ash-shalihah (mimpi yang baik). Beliau tidak bermimpi kecuali datang seperti fajar menyingsing. Apabila usai shalat subuh, beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang bermimpi malam ini? “ Beliau bertanya kepada mereka untuk menginformasikan kabar gembira atas apa yang terjadi, yang merupakan awal mula munculnya agama Islam dan kemenangannya.

Adapun mengapa mimpi dikatakan sebagai pengetahuan tentang dunia ghaib adalah bahwa ruh hati yang merupakan uap yang lembut dan muncul dari bagian dalam organ hati, menyebar ke berbagai pembuluh darah dan mengalir bersama darah ke seluruh tubuh. Dengan begitu, perilaku dan kekuatan kebinatangan dan perasaan-perasaannya semakin sempurna. Apabila hati tersebut mengalami kelelahan karena banyak menangani indera-indera dari panca indera, dan mengatur kekuatan luarnya, maka ketika dinginnya malam menyelimuti tubuh, ruh manusia menarik diri dari seluruh bagian tubuh menuju pusatnya, yaitu hati.

Dalam situasi ini, hati berdiam diri untuk mempersiapkan kembali aktivitasnya. Pada saat yang sama fungsi-fungsi seluruh panca indera bagian luar terhenti. Inilah pengertian tidur.

Ruh hati ini merupakan batu loncatan bagi ruh rasio bagi manusia. Ruh yang berpengetahuan mengetahui semua hakikat yang ada dalam alam ghaib. Sebab hakikatnya dan dzatnya merupakan pengetahuan itu sendiri. Tapi ketergantungannya dengan pengetahuan alam ghaib terputus karena kesibukannya mengurus badan dimana kekuatan dan indera-inderanya menjadi penghalang.

Apabila ruh hati ini terbebas dari penutup tersebut dan jauh darinya, maka akan kembali pada hakikatnya semula, yang merupakan pengetahuan Itu sendiri sehingga akan dapat memahami semua yang diketahui. Apabila Ruh hati telah terbebas dari beberapa kesibukannya, maka tentulah tugasnya semakin ringan. Karenanya, dapat mengetahui sedikit dunianya sejauh mana ruh tersebut terlepas dari kesibukan zhahirnya. Dengan demikian kesibukan ruh hati yang zhahir telah berkurang semua, yang merupakan kesibukan terbesar.

Karenanya, ruh hati akan siap menerima pikiran-pikiran yang sesuai dengan dunianya. Jika ruh hati telah mengetahui apa yang seharusnya diketahuinya sesuai dengan dunianya maka akan kembali ke dalam tubuhnya. Sebab apabila ruh hati masih berada dalam kerangka fisiknya ia tidak akan dapat bergerak kecuali sesuai dengan panca indera atau persepsi fisiknya.

Panca indera dalam tubuh manusia yang berfungsi menerima pengetahuan adalah otak. Yang banyak menguasainya adalah imajinasi atau khayalan. Imajinasi ini akan mengubah bentuk-bentuk yang dapat dirasakan menjadi bentuk-bentuk imajinasi. Lalu mengantarkannya pada ingatan, yang dapat menjaga dan mengeruarkannya ketika dibutuhkan dalam hubungannya dengan pemikiran maupun berkonklusi.

Ruh juga melepaskan imajinasi lain dari otak yang berupa otak psikologis. Karenanya, pelepasan tersebut akan mengalami perubahan dari sesuatu yang dirasakan menuju sesuatu yang dipikirkan dalam otak. Khayalan menjadi penengah antara keduanya.

Begitu juga apabila ruh mengetahui apa yang sebaiknya diketahui dari dunianya maka ia akan mengantarkannya ke dalam imajinasi, sehingga dapat membentuk imajinasi atau gambaran yang sesuai dan dengannya mendorongnya menuju daya perasa bersama. Sehingga orang yang tidur akan merasakan seorah-olah mimpinya nyata. Jadi pengetahuan tersebut turun dari ruh akal menuju daya perasa. Dalam hal ini, imajinasi menjadi penengah antara keduanya. Inilah hakikat mimpi yang sebenarnya.

Dari uraian ini maka jelaslah bagi Anda tentang perbedaan antara mimpi yang baik dengan bunga mimpi yang tidak realistis. Mimpi merupakan bentuk-bentuk dalam imajinasi ketika tidur. Tapi apabila bentuk-bentuk tersebut turun dari ruh rasio yang mempunyai daya pikir, Maka inilah mimpi. Apabila bentuk-bentuk tersebut diambil dari bentuk yang tersimpan dalam ingatan yang dititipkan khayalan padanya ketika masih sadar, maka inilah Adhghats Ahlam (bunga mimpi atau mimpi-mimpi yang kacau).

Tentang pengertian penafsiran mimpi ketahuilah bahwa apabila ruh akal mendapati sesuatu yang diketahuinya, lalu mendorongnya menuju imajinasi dan membentuk perspektif, maka imajinasi tersebut membentuknya dalam ide yang sesuai dengan pengertian tersebut. Maka pengertiannya dapat dibentuk oleh imajinasi dalam bentuk samudera atau melihat adanya permusuhan maka imajinasi mengekspresikannya dalam bentuk seekor ular. Apabila bangun, ia tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Ia hanya mengetahui bahwa ia bermimpi merihat lautan samudera atau ular orang yang menafsirkan mimpi akan melihatnya melalui Quwwat At-Tasybih (analogi atau sejauh mana kemiripannya) setelah meyakini bahwa lautan merupakan ide yang dapat dirasakan dan menyimpan sesuatu yang diketahui berada di belakangnya.

Orang yang menafsirkan mimpi ini akan mempergunakan data-data lain yang dapat membantunya mengetahui arti mimpi. Sehingga misalnya ia mengatakan “Lautan tersebut berarti penguasa. Sebab laut merupakan ciptaan yang agung dan cocok apabila disamakan dengan penguasa.”

Begitu juga dengan ular, yang cocok apabila disamakan dengan “musuh”, karena besarnya ancaman bahaya yang ada padanya. Begitu juga dengan bejana-bejana yang biasanya dipersamakan dengan kaum perempuan karena mereka memang bejana. juga masih banyak penafsiran-penafsiran lainnya.

Sesuatu yang berada dalam mimpi bisa berupa sesuatu yang jelas dan tidak membutuhkan pengungkapan karena kejelasan dan ketegasannya atau karena kedekatan antara sesuatu yang berada dalam mimpi dengan analoginya. Karena itulah dalam Ash-shahih disebutkan “Mimpi ada tiga: Mimpi dari Allah, mimpi dari para malaikat, dan mimpi dari syetan.”

Mimpi yang berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan mimpi yang jelas dan tidak membutuhkan penakwilan. Sedangkan mimpi yang berasal dari para malaikat merupakan mimpi yang benar dan membutuhkan penafsiran. Adapun mimpi yang berasal dari syetan merupakan mimpi yang kacau.

Ketahuilah, apabila imajinasi mendapat suplai persepsi dari ruh, ia akan membentuknya sesuai dengan bentuk-bentuk yang terbiasa dalam persepsi sensual. Sedangkan sesuatu yang belum pernah dirasakan sama sekali tak dapat menghasilkan bentuk.

Orang buta misalnya, tidak mungkin baginya untuk menggambarkan penguasa dengan lautan samudera, tidak pula musuh dengan ular, dan perempuan dengan bejana karena ia tidak mengetahui sedikit pun dari semua itu. Imajinasi orang buta hanya dapat menampilkan bentuk dan gambaran dengan kesamaannya dan berkesesuaian dengan jenis pengetahuannya lewat pendengaran dan penciuman.

Karena itu, hendaknya orang yang berprofesi sebagai penafsir mimpi berhati-hati tentang kenyataan ini. Sebab mungkin saja ia mengalami percampuran penafsiran dan aturan-aturan penafsirannya yang kacau.

Ilmu tafsir mimpi merupakan ilmu yang mempelajari tentang aturan-aturan secara menyeluruh, dimana penafsir mimpi dapat membangun penafsirannya sesuai dengan mimpi yang dikisahkan kepadanya. Penafsirannya sebagaimana yang biasa mereka kemukakan, adalah bahwa lautan samudera menunjukkan penguasa. Dalam kesempatan lain mereka mengatakan lautan menunjukkan kemarahan. Di tempat lainnya mengatakan bahwa lautan menunjukkan kebingungan dan persoalan serius.

Begitu juga dengan ular yang menunjukkan musuh. Dalam kesempatan lain mereka mengatakan menyimpan rahasia. Dalam kesempatan lain mengatakan bahwa ular menunjukkan kehidupan. Masih ada contoh-contoh lainnya.

Penafsir mimpi lalu menghapal aturan-aturan ini secara keseluruhan dan menafsirkan setiap obyektif permasalahan berdasarkan bukti-bukti yang dapat membantu aturan-aturan tersebut yang lebih sesuai dengan mimpi. Bukti-bukti atau petunjuk-petunjuk tersebut dapat diperoleh ketika terjaga maupun ketika masih tidur. Ada pula yang diketahui oleh penafsir itu sendiri melalui kemampuan olah mimpi yang dimilikinya, lali segala sesuatu menjadi mudah baginya.

Ilmu ini masih saja ditransferkan di antara para ulama salaf. Muhammad bin sirin merupakan salah satu ulama paling populer dalam hal ini. Beberapa aturan tentang penafsiran mimpi telah banyak ditulis dan masyarakat banyak yang memanfaatkannya pada masa sekarang (abad 13).

Al-Karmani yang datang sesudahnya juga menyusun buku tentang mimpi. Kemudian tokoh-tokoh ilmu kalam kontemporer pun banyak menyusun buku semacam ini lalu memperbanyaknya. Buku-buku yang beredar dalam komunitas masyarakat Maghrib (Maroko) sekarang ini (abad 13) adalah yang ditulis oleh Ibnu Abi Thalib Al-Qairuwani dari Al-Qairuwan (Tunisia) seperti Al Mummatta’, dan yang lain. Ada juga buku Al Isyarah karya As-salimi, yang termasuk buku yang paling bermanfaat dalam masalah mimpi dan paling ringkas.

Tafsir mimpi merupakan ilmu yang mendapatkan sinar dari cahaya kenabian. Sebab, terdapat keterkaitan antara keduanya (mimpi dan kenabian). Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Ash-shahih.

Allah Dzat Yang Maha Mengetahui dunia ghaib.




Sumber

Judul         : Mukaddimah Ibnu Khladun ( Terjemahan Indonesia) 
Penerbit    : Pustaka Al Kautsar
Cetakan    : Pertama, Maret 2011
Ilmu Tafsir Mimpi Ilmu Tafsir Mimpi Reviewed by hifarial on 04:52:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.